RAOLNEWS.COM- Posisi calon anggota DPD RI Dapil Lampung berdasarkan hitung cepat Rakata masih cair karena posisi Petahana hanya terpaut tidak sampai 1 persen dari pendatang baru Almira Nabila Fauzi.

Menurut pengamat politik lembaga survey mempunyai persentase toleransi kesalahan mulai dari 1, 5 persen sampai dengan 4-5 persen, sehingga Quick count tidak serta merta menjadi acuan.

Petahana DPD RI Dapil Lampung dr. Jihan Nurlela unggul dalam quick count atau hitung cepat versi Rakata yang dirilis, Kamis (15/2) pukul 16.20 WIB.

Rakata telah menutup pusat data dengan data masuk 97,14 persen dengan tingkat kepercayaan 99 persen dan toleransi kesalahan kurang lebih 1,50 persen.

Jihan yang merupakan adik mantan Wakil Gubernur Lampung Chusnunia Chalim (Nunik) yang juga Ketua PKB Lampung memperoleh 21,05 persen suara.

Selain Jihan, tiga petahana lainnya
Pada posisi kedua Abdul Hakim mendapat perolehan suara 10,66 persen.

Kemudian pada posisi ketiga Ahmad Bastian SY dengan persentase 10,51 persen, dan disusul oleh Bustami Zainudin 9,92 persen.

Posisi Almira Nabila Fauzi diurutan kelima memperoleh 9,36 persen hanya terpaut 0 koma sekian persen dari petahana di atasnya

Selisih persentase Almira Nabila Fauzi dengan Runner up Abdul Hakim berkisar 1-5 persen, bahkan dengan Bustami Zainudin tidak sampai 0,5 persen.

Tidak menutup kemungkinan nantinya Almira Nabila Fauzi yang hanya terpaut sekian persen bakal menggeser petahana bila ternyata suara nya naik.

Berikut perolehan suara Calon Anggota DPD RI Dapil Lampung berdasarkan quick count Rakata:

1. Jihan Nurlela 21,05 persen

2. Abdul Hakim 10,66 persen.

3. Ahmad Bastian SY 10,51 persen

4. Bustami Zainudin 9,92 persen

5. Almira Nabila Fauzi dengan 9,36 persen

6. Devi Siswandani 7,16 persen

7. Benny Uzer 5,92 persen

8. Agung Imam Prasetyo 4,71 persen

9. Petrus Tjandra 3,36 persen

10. Dyah Siti Nuraini 3,30 persen

11. Farah Nuriza Amelia 2,31 persen

12. Khaidir Bujung 2,31 persen

13. Tulus Purnomo Wibowo 2,27 persen

14. H SM. Herlambang 2,00 persen

15. Supeno 1,90 persen

16. Davit Kurniawan 1,72 persen

17. Heri Proletari Dwi Kartika 1,12 persen.

Sementara pengamat politik di Lampung Candrawansah seperti dilansir dari Tribun Lampung.

Bahwa hasil quick count hanya sebatas sampel tidak mewakili real count.

Menurut Candrawansah sebagai pengamat politik dari Universitas Muhammadiyah Lampung quick count merupakan hasil penghitungan dari lembaga survei.

Hal itu didapat dari sampel TPS maka tidak sepenuhnya menggambarkan hasil penghitungan suara dari pelaksanaan pemilu di Lampung.

Berbeda dengan hasil dari real count oleh KPU yang bisa dijadikan sebagai acuan hasil pemilu.

“Selisih dari hasil quick count dengan real count pasti akan terjadi karena itu tadi quick count hanya sampel saja,” kata Candrawansah.

Selisih itu juga disampaikan biasanya oleh lembaga survei dengan persentase toleransi kesalahan.

Terkadang juga ada yang sampai 4-5 persen toleransi kesalahannya.

“Quick count tidak bisa dijadikan acuan,” kata Candrawansah

Jadi quick count itu hanya sebagai gambaran secara umum saja, bukan sebagai patokan secara resmi.

Tetapi quick count juga bisa dinilai dari berapa sampel yang diambil untuk mengukur apakah lembaga survei tersebut bisa sebagai gambaran.

Hasil suara bisa diklaim setelah pleno KPU.

Sementara hasil perolehan suara nanti baru bisa sebagai informasi resmi setelah KPU secara berjenjang telah melakukan pleno.

KPU tengah melakukan rekapitulasi suara pada periode waktu 15 Februari hingga 20 Maret 2024, dari PPK sampai dengan KPU RI.

Jadi dapat disimpulkan hasil quick count bukan merupakan hasil resmi.

Hasil sah perhitungan suara akan diumumkan setelah penghitungan, yakni paling lambat tanggal 20 Maret 2024.

Perolehan suara caleg DPD, DPR, DPRD dan estimasi kursi quick count sangat memungkinkan berbeda dengan hasil real count.(*)