RAOLNEWSCOM-
Terkait dugaan bantuan Pemkot Bandar Lampung melalui Dinas Sosial, kepada puluhan Pondok Pesantren yang ada di Bandar Lampung mendapat perhatian dari jajaran Polda Lampung dalam hal ini Direktorat Krimsus Polda Lampung terkait dugaan yang beredardi masyarakat.

Menurut Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Lampung, Kombes Pol. Donny Pratomo , Minggu 26-3-2023 saat di konfirmasi melalui pesan Whatsaps pihak nya sedang menindaklanjuti dugaan yang saat ini banyak beredar di masyarakat.

” Terkait yang beredar di masyarakat sedang kami tindaklanjuti dan mohon doa nya, nanti perkembangan pasti di infokan kepada masyarakat, ” ujar Donny Kepada Raolnews.

Seperti diketahui sebelumnya Pemerintah Kota (Pemkot) menganggarkan Rp4,25 miliar untuk bantuan 85 pondok pesantren pada 2023. Dana tersebut disalurkan menjadi Rp50 juta untuk tiap ponpes. Namun, ternyata santunan tersebut didapatkan dugaan sejumlah ponpes fiktif.

Ketua Organisasi Rakyat Lampung, ( ORI ), Rasyid Azis, Sabtu 25-3-2023, mengatakan untuk membuat terang ada atau tidaknya dugaan bantuan fiktif dia meminta Krimsus Polda Lampung wajib turun langsung untuk membuat terangnya dugaan bantuan fiktif yang saat ini sedang viral.

” Untuk membuat terang ada atau tidak dugaan bantuan ke sejumlah ponpes yang di duga fiktif wajib krimsus Polda Lampung turun ke lapangan agar di usut sampai tuntas, ” ujar Rasyid Azis.

Berdasarkan penelusuran beberapa wartawan lokal di Bandar Lampung , di antara pondok yang mendapatkan bantuan itu adalah salah satu ponpes di Jalan Cut Nyak Dien, Kelurahan Palapa, Tanjungkarang Pusat, Bandar Lampung.

Berdasarkan keterangan warga sekitar, lokasi tersebut tidak pernah ada aktivitas santri. Lokasi itu hanya memiliki spanduk nama pondok .

“Gak ada santrinya itu mah. Mereka kakak beradik sama yang punya madrasah yang di Jalan Chairil Anwar,” kata warga yang enggan disebutkan namanya.

Begitu pula saat ditelusuri kegiatan pondok di Jalan Chairil Anwar, Durian Payung, Tanjungkarang Pusat, juga tidak ada aktivitas santri. Bahkan pagar depan sedang digembok.

Warga sekitar, Agung, mengatakan tempat tersebut sebagai sekolah keagamaan madrasah.

“Gak tau Ponpes apa bukan tapi gak pernah lihat santrinya. Dulu beberapa tahun lalu ada santrinya sekarang gak ada,” katanya.

Wartawan turut mencoba mengkonfirmasi dugaan tersebut kepada pengurus ponpes di Jalan Chairil Anwar tersebut. Namun, pesan WhatsApp dan telepon yang dilayangkan tidak di jawab. Bahkan, usai sambungan kontak tersebut, nomor yang hendak dikonfirmasi langsung tidak dapat terhubung kembali.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren, terdapat empat unsur pendidikan Islam dikategorikan Ponpes, yaitu ada masjid, kyai, pondok atau asrama, dan pengajian kitab.

Sementara itu, berdasarkan data resmi dari lampung.kemenag.go.id, jumlah ponpes yang terdata dan resmi di Kemenag Kota Bandar Lampung, terdapat 61 Ponpes.

Sekretaris Dinsos Bandar Lampung, Santoso, enggan memberikan komentar terkait bansos ponpes itu. Dia meminta untuk langsung menanyakan ke Kabidsos Bandar Lampung. “Langsung saja ke Kabid Kesos,” katanya.

Plt Kepala Dinas Sosial Bandar Lampung, Aklim Sahadi, belum memberikan respon sejak Jumat. Kantor Dinsos pun tidak ada pegawai saat mencoba untuk konfirmasi dan meminta keterangan terkait persoalan itu.(tim)