RAOLNEWSCOM – Rektor Institut Teknologi Dan Bisnis Bakti Nusantara IBN) Lampung, Dr Fauzi dan Pengamat ekonomi Universitas Jember (Unej) Adhitya Wardhono PhD sama sama meminta masyarakat tidak terlalu panik menghadapi ancaman resesi dunia.
Ternyata mereka mempunyai pandangan dan kiat tersendiri dalam mempersiapkan hadapi ancaman resesi dunia ke depannya .

Adhitya Wardhono, PhD mengatakan resesi ekonomi global perlu diwaspadai tetapi jangan terlalu berlebihan hingga menyebabkan masyarakat resah.

“Resesi perlu diwaspadai, tetapi jangan terlalu didramatisasi. Tentunya optimisme dan komunikasi kebijakan yang baik diperlukan guna menjaga ekspektasi masyarakat,” katanya di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Sabtu.

Menurutnya, pemberitaan terkait resesi ekonomi global sifatnya harus objektif dan perlu dikaji secara hati-hati karena perbandingan antara kondisi perekonomian global dan dalam negeri perlu diterangkan secara lugas.

“Hal itu untuk menghindari asimetris informasi serta ketakutan masyarakat yang berlebihan atas resesi ekonomi yang diprediksi terjadi pada tahun 2023,” tuturnya.

Ia menjelaskan sinergi kebijakan menjadi kunci dari stabilitas perekonomian yang diwujudkan melalui bauran kebijakan nasional yang akomodatif.

“Sejalan dengan bauran kebijakan nasional, bauran kebijakan Bank Indonesia pada 2023 harus terus mendorong pemulihan ekonomi nasional dan menjaga stabilitas,” ucap pakar moneter Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unej itu.

Hal tersebut antara lain dilakukan dengan didukung stabilisasi nilai tukar rupiah, kebijakan makroprudensial akomodatif, dan percepatan digitalisasi sistem pembayaran.

Adhitya mengatakan intinya arah kebijakan moneter difokuskan untuk menjaga stabilitas pro-stability, baik pencapaian sasaran inflasi, stabilitas nilai tukar, maupun stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan di tengah proses pemulihan ekonomi nasional.

“Meski dalam hal ini juga secara paralel BI memiliki kebijakan lainnya yang diarahkan untuk mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional pro-growth,” ujarnya.

Sementara Rektor Institut Tekhnologi Dan Bisnis Bakti Nusantara Lampung Dr. Fauzi, mengungkapkan saat ini kita wajib bersiap siap menghadapi resesi dunia.
Menurut Wakil Bupati Pringsewu Priode 2017-2022 dirinya mempunyai program sederhana.

Yaitu Gerakan K3 dalam menghadapi resesi dunia
untuk Kabupaten tidak perlu khawatir akan inflasi seperti dampak kenaikan harga harga .

Seperti harga cabe yang terkadang melambung salah satu penyumbang inflasi.

Ada gerakan K3 ( kolam, kebun, kandang) dalam menghadapi resesi dunia.
Seperti di daerah Kabupaten Pringsewu, maupun Kabupaten lainnya di Provinsi Lampung sangat cocok di buatkan gerakan K3.

” Mau makan ikan tinggal ambil dikolam, mau makan sayuran dan buah ambil dikebun hingga mau makan daging tinggal potong ternak peliharaan.

Untuk masyarakat di Kabupaten tidak perlu terlalu perlu khawatir akan resesi dunia, ujar Dr Fauzi. (ANTARA/*)